Selasa, 24 September 2013

Pekerjaan Rumah TIK














Mendekati dilepasnya mobil-mobil murah yang sekarang ini hanya menanti waktu, beragam ekspektasi dan kemauan besar pun tiba di kebijakan yang diatur oleh pemerintah ini. Ekspektasi pada mobil yang “terjangkau” untuk beberapa segmen target pasar, idaman untuk kendaraan yang ramah lingkungan dan murah, dan idaman buat para pengendara mobil agar bisa berpaling ke Kendaraan roda empat yang digadang lebih baik serta safety, adalah yang paling sering muncul dikepala konsumen.

Disisi lain, bersamaan dengan datangnya bermacam idaman itu, ketakutan pada akibat buruk pun muncul dan bergema lumayan nyaring, lebih dari itu sebagian merujuk pada skeptisme akan kehadiran program ini. Kekhawatiran yang paling mencolok dari munculnya LCGC yaitu bakal bertambah macetnya jalanan yang ada ditiap-tiap daerah, khususnya daerah penting seperti Medan dan yang lain. Tentang anggapan apatis akan kebijakan ini yaitu dimana “harga murah” bagi konsumen sebagaimana disuarakan cuma isapan jempol belaka. Sebab "tidak mahal"nya mobil-mobil yang dikatakan gratis pajak ini tetap "tidak terjangkau", khususnya bagi para pengendara kendaraan roda dua yang menjadi konsumen utamanya.

Akan tetapi, diluar semua harapan serta ketakutan yang ada, aturan pemerintah yang dikemas melalui PP No. 41 tahun 2013 Pasal 3 ayat 1(c) yang menginformasikan buat mobil hemat energi dan tidak mahal, PPNbM atas Barang Kena Pajak sebesar 0 persen dari harga jual tersebut mempunyai arah yang tidak sesempit itu. Bagai diungkapkan oleh Dirjen IATT Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi, aturan kendaraan hemat energi bukan cuma sekedar pada “mobil murah” saja, melainkan ditujukan juga guna Masalah nasional dan pabrikan mobil. Beberapanya adalah agar tercipta dampak domino berupa masuknya sebanyak 60 industri tiap bagian mobil dan membuka peluang kerja baru yang diperkirakan bisa menarik 30 ribu pekerja. Diluar itu kebijakan mobil murah pun diharapkan mampu memperbesar bidang leasing khususnya buat kendaraan roda empat.



Pendapat saya tentang berita tersebut :

            Menurut saya, LCGC ini sedikit merugikan apalagi di Ibu Kota Jakarta yang padat jadi semakin padat dengan adanya mobil-mobil murah yang dapat di beli semua orang kalangan menengah. Dengan adanya ini maka akan semakin banyak orang-orang yang bepergian kemana-mana dengan kendaraaan pribadinya yang akan menyebabkan kemacetan semakin parah.
           
Ya sebenernya nggak apa-apa sih kalau mobil-mobil itu ada di kota-kota yang gak terlalu besar dan belum terlalu ramai, tapi kalau di kota-kota besar kan jadi menambah kemacetan dan bukan menambah kemacetan saja tapi juga mempersempit tempat. Coba mau ditaruh mana mobilnya itu? Kan malah menambah sempit saja.
           
Mobil LCGC ini juga tergolong tidak terlalu istimewa. Misalnya mobil Ayla yang tidak dilengkapi dengan AC. Justru malah lebih nyaman menggunakan transportasi umum  misalnya Bus Way yang sudah dilengkapi AC dan ongkosnya pun terjangkau.
           
Sebaiknya perbanyak saja transportasi-transportasi umum dan membuat transportasi-transportasi umum yang lebih nyaman sehingga banyak orang yang mau memakai transportasi umum dan dengan begitu akan mengurangi kemacetan. Kenapa tidak membuat transportasi umum yang murah saja yang diminati banyak orang dan dapat memperkecil tingkat kemacetan.

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar